MAKALAH ILMIAH
MEDIA PEMBELAJARAN DISPLAY DAN REALIA
Oleh
KELOMPOK
LABA-LABA
1. DWI SUCIPTO M.P (140141293)
2. DWI SUSI PIYANTI (140141294)
3. ELSIE CEPTHIA RINI (140141303)
4. INKI ALVINDA (140141273)
5. SHINDYTIA AGESTY (140141287)
Tugas Mata Kuliah:
Komputer dan Media Pembelajaran
Kode Mata Kuliah:
MKK3204
Kelas: PGSD 2 C
Dosen Pengampu: Edy
Mastoni, M. Pd.

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH
BANGKA BELITUNG
(STKIP MBB)
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Kata
media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar[1].
Menurut Bovee media adalah sebuah
alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan[2].
Selain itu beberapa ahli mengemukakan bahwa media dalam proses
pembelajaran cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis atau
elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Kemajuan
teknologi di era sekarang ini berdampak pada banyak hal. Salah satu dampak
kemajuan teknologi dapat kita rasakan pada dunia pendidikan. Banyak sekali
muncul berbagai macam media-media pembelajaran baru yang kita gunakan untuk
mengoptimalkan proses penyerapan materi dalam proses pembelajaran.
Semua
proses pembelajaran yang ada sekarang tidak lepas dari campur tangan media
sebagai perantara dalam penyampaian informasi atau materi pelajaran kepada
siswa. Media pembelajaran ini pun sangat banyak jenisnya dan juga sangat
beragam kegunaannya.
Sistem
atau pola pendidikan sekarang sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi yang
berdampak diterapkannya unsur media pembelajaran sebagai perantara atau
penyampai informasi dan materi dalam proses pembelajaran. Dalam penggunaannya
kita perlu memilih dengan tepat media apa yang cocok dan sesuai serta layak
digunakan dalam proses belajar mengajar. Hal ini tidak lepas dari berbagai
macam faktor seperti psikologi anak, kesiapan belajar anak, dan penguasaan anak
terhadap media tersebut.
Dalam studi
keguruannya mahasiswa jurusan pendidikan guru sekolah dasar pasti mendapatkan
mata kuliah media pembelajaran sebagai bekal nantinya untuk mengoptimalkan
proses belajar mengajar yang mengkhusus pada siswa di tingkat sekolah dasar.
Dengan mata kuliah ini kita sebagai mahasiswa atau calon guru dapat mengetahui
berbagai macam bentuk media dan kegunaan masing masing media untuk
mengoptimalkan hasil belajar siswa sekolah dasar. Dan juga dalam perkuliahan
ini mahasiswa atau calaon guru ini di tuntut untuk bisa memilih media yang
tepat dan sesuai bukan hanya dengan perkembangan zaman sekarang ini melainkan
juga dengan psikologi serta kesiapan siswa menerima dan menggunakan media
pembelajaran tersebut.
Sebenarnya
dalam pembelajaran di skolah dasar sangat banyak media pembelajaran yang dapat
digunakan seperti media pembelajaran audio, media pembelajaran video, media
pembelajaran visual dan lain-lain. Namun, pada kesempatan kali ini kita akan membahas
tentang media display dan realia sebagai media pembelajaran di sekolah dasar.
Media
display dan realia itu sendiri merupakan media yang cukup unik dimana ia
menggambarkan apa pemikiran lisan yang ditangkap oleh siswa. Selain itu media display
dan realia juga merupakan media yang sangat menarik terutama bagi siswa sekolah
dasar karena berisikan berbagai objek yang beradu dengan warna-warna menarik
sehingga menambah minta dalam belajar. Dalam makalah ini kita akan mengulas
beberapa hal mengenai media pembelajaran display dan realia.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
definisi media pembelajaran display dan realia?
2. Apa
keunggulan dan kelemahan media pembelajaran display dan realia?
3. Bagaimana
proses pembuatan media pembelajaran display dan realia ?
4. Apa
jenis-jenis media pembelajaran display dan realia ?
5. Apa
materi yang cocok untuk media pembelajaran display dan realia ?
C.
Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui definisi media pembelajaran display dan realia.
2. Untuk
mengetahui keunggulan dan kelemahan media pembelajaran display dan realia.
3. Untuk
mengetahui jenis-jenis media pembelajaran display dan realia.
4. Untuk
mengetahui meteri yang cocok untuk media pembelajaran display dan realia.
5. Untuk
mengetahui materi yang cocok untuk media pembelajaran display dan realia.
D.
Kegunaan
Penelitian
Kegunaan hasil penelitian ini dapat
diklasifikasikan menjadi:
1.
Teoritis
Berguna untuk pengembangan
ilmu pengetahuan atau menambah wawasan kita tentang media pembeljaran display
dan media pembelajaran realia.
2.
Praktis
Berguna bagi kita sebagai
pendidik, untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan media
pembelajaran display dan realia.
BAB II
MEDIA
PEMBELAJARAN DISPLAY DAN REALIA
A.
Definisi Media
Pembelajaran Display dan Realia
1. Media Display
Media
display adalah suatu alat yang digunakan untuk mempertunjukkan contoh-contoh
pekerjaan siswa, gambar-gambar, kartu poster-poster, dan objek-objek 3 dimensi
yang kecil atau material belajar lainnya.[1]
Boleh dikatakan alat ini menjadi tempat guru dan siswa melakukan proyek kerja.
Tujuan
dibuatnya media display yaitu
sebagai tempat menjelaskan peristiwa-peristiwa, peraturan-peraturan sekolah,
daftar-daftar dan informasi-informasi lainnya serta mendorong minat siswa dalam
pekerjaan sekolah dan memajukan hubungan masyarakat yang baik.
2. Media Realia
Realia adalah suatu kenyataan
yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Yang dimaksud dengan media
realia adalah media yang ditampilkan merupakan benda nyata. Benda nyata (real
thing) merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaannya, karena kita tidak
perlu membuat persiapan selain langsung menggunakannya.
Yang dimaksud dengan benda nyata
sebagai media adalah alat penyampaian informasi yang berupa benda atau obyek
yang sebenarnya atau asli dan tidak mengalami perubahan yang berarti.
Penggunaan media realia lebih mendekatkan peserta didik ( penerima pesan ) dengan
benda nyata tersebut, sehingga akan mudah memahaminya.[2]
Media pembelajaran yang
disesuaikan dengan kondisi nyata atau merupakan benda nyata akan memberikan
pengalaman tersendiri bagi peserta didik yang tidak akan mudah dilupakan.
Dengan melihat sendiri benda nyata tersebut, maka akan diharapkan peserta didik
akan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata dan bukan hanya secara
teori yang dipahaminya, namun benda itu sendiri hanya dilihat melalui gambar.
Sebagai ilustrasi seorang pilot yang diberikan pembelajaran dengan hanya
diberikan teori dan melihat gambarnya, tentunya akan mampu dilihat hasilnya.
Seorang pilot yang sudah terbiasa praktek langsung akan lebih terampil dalam
menjalankan pesawatnaya.
Bentuk realia sama dengan benda
sebenarnya yang tidak mengalami perubahan sama sekali dan dapat digunakan untuk
keperluan pembelajaran. Akan tetapi, kesulitan kadang timbul dalam menghadirkan
realia secara utuh yang disebabkan oleh ukuran yang terlalu besar atau sulit
ditemukan di lingkuangan sekitar. Oleh karena itu, beberapa modifikasi
seringkali harus dilakukan.
Dalam dunia pendidikan, realia
sering dianggap sebagai media informasi yang paling mudah diaskes dan menarik.
Sebagai media informasi, realia mampu menjelaskan hal-hal yang abstrak dengan
hanya sedikit atau tanpa keterangan verbal. Dengan berinteraksi langsung dengan
realia, diharapkan hal-hal yang kurang jelas, apabila diterangkan secara verbal
akan menjadi jelas. Realia memiliki kemampuan untuk merangsang imajinasi
pengguna dengan membawa kehidupan di dunia nyata ke dalam perpustakaan ataupun
ke dalam kelas.
Realia akan sangat membantu
apabila digunakan dalam suatu proses memperoleh informasi dengan tujuan untuk
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sendiri atau sering disebut sebagai
tujuan kognitif. Dalam proses ini, realia dilibatkan sebagai suatu obyek nyata
yang belum dikenal dan para pengguna akan belajar untuk mengenalnya. Realia
dapat memberikan pengguna pengalaman langsung dan nyata serta pengalaman
keindahan yang tidak bisa didapat melalui media lain.
Untuk memungkinkan suatu realia
ditampilkan dalam suatu ruangan kadang sangat sulit karena ukuran yang terlalu
besar ( contoh: lokomotif, pesawat, mobil), atau terlalu kecil (contoh: kuman)
atau memang tidak memungkinkan untuk ditampilkan (contoh: bulan). Kadangkala
menghadirkan realia dapat berbahaya misalnya menampilkan ular. Cara
mengatasinya dapat menggunakan ular mati yang telah diawetkan agar pengguna
bisa mengamati dengan aman. Dengan jalan ini, pengguna masih merasakan pengalaman
langsung.
Sebagai media pembelajaran,
realia memiliki potensi untuk digunakan dalam berbagai topik mata pelajaran.
Realia mampu meemberikan pengalaman belajar langsung (Hands on Experience) bagi
siswa. Dengan menggunakan benda nyata sebagai media, siswa dapat menggunakan
berbagai indera untuk mempelajari suatu objek. Siswa dapat melihat, meraba,
mencium, bahkan merasakan objek yang tengah dipelajari. Dalam menggunakan
realia, pengguna dituntut kemampuannya menginterpretasikan hubungan-hubungan
tentang benda yang sesungguhnya.
Selain memiliki potensi sebagai
media pembelajaran, realia juga memiliki keterbatasan. Salah satu keterbatasan
realia adalah adanya kemungkinan siswa mempunyai interpretasi yang berbeda
terhadap objek yang sedang dipelajari. Kemungkinan lain adalah informasi yang
ingin disampaikan akan berbeda sehingga tidak sesuai dengan yang diharapkan.[3]
Sebelum memilih realia yang akan
digunakan, Anda harus mempertimbangkan kemungkinan realia tersebut akan
dipegang oleh siswa. Banyak realia yang sangat rapuh. Oleh karena itu,
simpanlah realia yang rapuh dalam kotak pajangan. Idealnya, pengguna harus
dapat menyentuh realia untuk mendapatkan pengalaman yang tidak mungkin didapat
dari media lain. Kalau memungkinkan, realia tersebut disimpan dalam plastik
yang tembus pandang sehingga realia dapat diambil tanpa takut rusak.
Apabila realia dianggap mahal,
atau ruangan yang ada tidak memadai, perpustakaan dapat memutuskan untuk tidak
memiliki realia dalam koleksinya. Pertanyaan atau permintaan tentang suatu
realia dapat dilayani dengan cara mengarahkan pengguna ke tempat lain yang
memiliki realia tersebut, misalnya ke kebun binatang untuk melihat
binatang-binatang yang tidak mungkin ditampilkan di depan kelas, ke planetarium
untuk mengetahui benda-benda ruang angkasa.
Hal lain yang penting
diperhatikan dalam menggunakan realia sebagai media pembelajaran adalah:
a.
Berikan kesempatan yang besar
agar siswa dapat berintraksi langsung dengan benda yang saling dipelajari.
b.
Guru hanya berperan sebagai
fasilitator yang membantu siswa mempelajari objek sebagai sumber informasi dan
pengetahuan.
c.
Berikan siswa kesempatan sebanyak
mungkin yang berkaitan dengan objek yang sedang dipelajari.
d.
Hindari hal - hal yang tidak
diinginkan atau resiko yang akan dihadapi siswa pada saat mempelajari realia.
B.
Kunggulan
dan Kelemahan Media Pembelajaran Display dam Realia
Media display dan realia dalam
penggunaannya memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dan kelemahan tersebut
akan dijelaskan pada tabel 1.1 dan tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.1
Keunggulan dan kelemahan media
pembelajaran display
|
KEUNGGULAN
|
KELEMAHAN
|
|
a.
Harga
murah dan variasi program lebih banyak dari pada TV.
b.
Sifatnya
mudah untuk dipindahkan.
c.
Dapat
digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang
atau diputar kembali.
d.
Dapat
merangsang partisipasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan
daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya.
e.
Penjelasan
kepada peserta didik ataupun orang tua peserta didik yang masih awam, menjadi
lebih menarik. karena menggabungkan konsep warna, penulisan bentuk dan
lain-lain.
f.
Mudah
dalam pembuatannya, karena alat atau teknologi sekarang ini semakin canggih
misalnya saja dalam membuat grafik dan chart.
g.
Mudah
dimengerti oleh peserta didik karena tidak melalui penjelasan yang amat
panjang yang sulit membuat peserta didik mengerti.
|
a.
Memerlukan
suatu pemusatan pengertian pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu,
sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar yang khusus.
b.
Media
audio yang menampilkan simbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah
abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
c.
Karena
abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan
penguasaan perbendaharaan kata-kata atau bahasa, serta susunan kalimat.
d.
Media
ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai
kemampuan dalam berpikir abstrak.
e.
Penampilan
melalui ungkapan perasaan atau simbol analog lainnya dalam bentuk suara harus
disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima.
|
Tabel 1.2
Keunggulan dan kelemahan media pembelajaran realia
|
KEUNGGULAN
|
KELEMAHAN
|
|
a.
Dapat memperlihatkan seluruh
atau sebagian besar rangsangan yang relevan dari kerja, dengan biaya yang
sedikit.
b.
Penggunaan media realia lebih
mendekatkan peserta didik (penerima pesan) dengan benda nyata tersebut,
sehingga akan mudah memahaminya.
c.
Dapat memberikan kesempatan
yang semaksimal mungkin pada pesrta didik untuk melaksanakan tugas-tugas
nyata, atau tugas-tugas simulasi dengan mengurangi transfer belajar.
d.
Memudahkan pengukuran
penampilan siswa, bila ketangkasan fisik atau keterampilan koordinasi
diperlukan dalam pekerjaan.
e.
Memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengalami dan melatih keterampilan manipulatif mereka
dengan menggunakan indra peraba.
|
a.
Tidak selalu memberikan
gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti pembesaran, pemotongan, dan
gambar bagian demi bagian, sehingga pengajaran harus didukung dengan media
lain.
b.
Sulit untuk mengontrol hasil belajar,
karena konflik-konflik yang mungkin terjadi dengan pekerjaan atau dengan
lingkungan kelas.
c.
Sering ksli dapat menimbulkan
bahaya bagi siswa atau orang lain dalam lingkungan kerja.
d.
Mahal, karena biaya yang
diperlukan untuk peralatan tidak sedikit.
e.
Sering kali sulit mendapatkan
tenga ahli untuk menangani latihan kerja, mengambil tenaga ahli dari
pekerjaannya untuk melatihyang lain dapat menurunkan produktivitas.
|
C.
Proses
Perencanaan dan Pembuatan Media Pembelajaran Display dan Realia
1.
Perencanaan Pembuatan Media
Display dan Realia
a.
Perencanaan kreatifitas
Ada dua hal yang berhubungan dan juga tampak
berlawanan dalam pengembangan media, yaitu:
Pertama
menghendaki prosedur perencanaan yang tersetruktur yang membutuhkan
pengorganisasian, memperhatikan urutan yang logis, dan integritas terhadap
kebutuhan pesan.
Kedua menghendaki
alur ide dan ekspresi yang bebas dan tak terstruktur yang dihasilkan oleh berpikir
kreatif dan mengacu pada masalah yang timbul selama pengembangan media
berlangsung.
Jika kita menghendaki hasil produksi efektif
sekaligus menrik, maka kedua pola pengembangan tersebut kita butuhkan.
b.
Mulai dengan kegunaan atau ide
Kita dapat membuat perencanaan dengan ide yang
muncul dalam benak kita. Suatu ide mungkin mengindikasikan minat yang kita
miliki, tetapi ide yang lebih berguna adalah ide yang berhubungan dengan
kebutuhan kelompok siswa, misalnya suatu kelompok lebih membutuhkan
keterampilan dari hanya sekedar pengetahuan dan perubahan sikap.
c.
Memotivasi, memberi informasi
atau mengajarkan sesuatu
Kita perlu menentukan apakah media display atau
realia yang kita buat bertujuan memotivasi, memberi informasi atau mengajarkan
sesuatu. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan
media display dan realia dengan penekanan pada masing-masing aspek:
1)
Untuk memotivasi. Teknis dramatis
dan menghibur dapat digunakan. Hasil yang dinginkan adalah untuk mendorong
minat dan menstimuli siswa untuk melakukan sesuatu. Hal ini melibatkan
pencapaian tujuan untuk mempengaruhi sikap, nilai dan emosi.
2)
Untuk memberikan informasi. Media
pembelajaran display dan realia lebih banyak digunakan untuk resentasi. Isi dan
bentuk presentasi bersifat umum, merupakan pendahuluan, overview, laporan atau latar belakang suatu pengetahuan. Boleh juga
mengunakan teknik daramatisasi, menghibur dan memotivasi untuk menarik
perhatian.
3)
Untuk mengajarkan sesuatu. Selain
memprasentasikan informasi keaktifan peserta perlu dipikirkan sehubungan dengam
media display dan realia yang sedang dipresentasikan. Materi pelajaran harus
didesain lebih sistematis, psikologis dan memperhatikan prinsip-prinsip
balajardalam rangka mengefektifkan pelajaran. Akan tetapi perlu diupayakan agar
media display dan realia yang akan kita buat tetap menyenangkan dan memberikan
pengalaman yang mengasyikan.
d.
Menggunakan tujuan
Untuk merencanakan media pembelajaran display dan
realia yang efektif, haruslah kita mengetahui secara khusus apa yang akan dipelari.
Kegunaan dari memformulasikan tujuan adalah menyediakan petunjuk yang jelas apa
yang harus dimuat dan ke mana arah dari suatu presentasi.
Ada tiga kelompok tujuan pembelajaran, yaitu:
1)
Kogitif – berhubungan dengan
pengetahuan dan informasi.
2)
Afektif – berhuungan dengan
sikap, apresiasi dan nilai.
3)
Psikomotorik – berhubungan dengan
keterampilan.
Selain mengarahkan belajar dan materi pelajaran
yang harus diberikan, penyusunan tujuan berguna pula sebgai acuan membuat tes
agar apa yang telah dirumuskan dapat diukur dengan cepat.
e.
Mempertimbangkan siswa
Karakteristik siswa seperti usia tingkat
pendidikan, pengetahuan terhadap objek, keterampilan, sikap, konteks budaya,
perbedaan individual, kesemuanya perlu diperhatikan guna membuat tujuan dan topik bahasan.
f.
Membuat outline
Outline sangat diperlukan dalam mendesain media
display dan realia. Untuk media display, misalnya kita membuat outline di
selembar kertas putih berukuran A4, kuarto, folio sebelum kita membuat media
yang berukuran besar. Dalam outline kita menempatkan objek, narasi yang
diperlukan, garis, warna dan sebagainya sehingga kita dapat melihat keselarasan
seluruh komponen tersebut sebagai suatu kesatuan informasi. Setelah yakin
outline yang kita buat telah sempurna, kita dapat membuat garis-garis sekala
pada outline dan media yang akan kita buat. Kemudian dengan petunjuk sekala
tersebut kita menempelkan gambar, garis, narasi, warna dan sebagainya pada
media yg kita buat. Dengan demikian kita akan terhindar dari kesalahan yang tidak
perlu.
g.
Bekerja dalam tim
Mengerjakan suatu media pembelajaran bersama-sama
adalah ide yang sangat baik. Kita dapat berbagai ide, kreatifitas, dan keahlian
lainnya sehingga media yang kita buat akan lebih efektif, kreatif dan menarik.
Misalnya, dalam pembuatan media display, satu kelompok pembuat media dapat
terdiri dari ahli desain gambar, ahli materi dan ahli bahan pembuat media.
2.
Langkah-langkah membuat Media
Display dan Realia
a.
Media Display
Ada beberapa langkah yang akan kita gunakan dalam
membuat media pembelajaran display, yaitu sebagai berikut:
1)
Menentukan
satu subjek. Yang merupakan satu kesatuan tentang suatu ide
atau suatu masalah. Rumuskan dalam bentuk pernyataan berupa komposisi tertulis
yang menarik.
2)
Membuat
suatu judul. Membuat judul atau tema karangan yang menarik.
Dapat berupa pertanyaan, slogan, atau pernyataan singkat.
3)
Mengumpulkan
bahan-bahan. Mengumpulkan bermacam-macam gambar, kartun,
objek-objek kecil, buku, pamflet, dan sebagainya. Untuk melakukan kegiatan ini
diperlukan berbagai alat, seperti gunting, alat perekat, dan sebagainya.
4)
Merencanakan
susunan. Susunan ini hendaknya bersifat artistik. Bahan
disusun secara teratur dan jangan sampai campur aduk. Pada langkah ini
sebaiknya direncanakan penggunaan dan pengaturan warna agar display menarik.
5)
Merencanakan
pemberian huruf. Huruf-huruf biasanya ditempelkan melekat pada
papan buletin. Harus diperhatikan tentang spacing style, warna, dan bahan dari
huruf tersebut. Labelnya harus jelas dan sederhana. Huruf-huruf dapat dibuat
dari kayu, boar metal atau plastik. Selain itu huruf dari tinta, kapur, dan
sebagainya.
6)
Melaksanakan
dan menilai. Setelah kelima langkah di atas dilalui dengan
seksama, maka sampailah pada langkah ke-6 yakni melaksanakan pemasangan dengan
meletakkannya bersama-sama. Selanjutnya, sebaiknya dilakukan penilaian apakah
telah memenuhi syarat yang diperlukan, baik kearsitekannya, teknik maupun nilai
pendidikannya.[4]
Proses display ini dapat juga dilanjutkan pada
langkah berikutnya. Kita buat display yang telah selesai ini sebagai tahapan
pertama. Selanjutnya berdasarkan tahapan ini kita merencanakan tahapan display
sebagai kegiatan lanjutan. Dengan demikian proses display sebagai alat akan
berjalan secara kontinyu dan kelak menjadi suatu rangkaian pelajaran tertentu.
b.
Media Realia
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
memodifikasi benda nyata (realia) untuk keperluan pembelajaran, yaitu sebagai
berikut:
1)
Dengan cara memotong bagian
tertentu dari realia jika berukuran terlalu besar. Dalam memotong realia
perhatikan agar bagian yang dipotong tidak merusak benda tersebut sebagai media
yang dapat dipelajari oleh siswa.
2)
Dengan cara mengawetkan realia
hidup jika benda tersebut berbahaya atau lekas rusak jika digunakan dalam
kelas, misalnya penggunaan satwa atau tumbuhan sebagai media pembelajaran.
Satwa yang berbahaya perlu ditempatkan di tempat tertentu atau diawetkan
terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai sarana observasi oleh siswa.
3)
Dengan menampilkan beberapa jenis
realia secara bersama - sama, ditambah dengan informasi tercetak yang
kesemuanya yang dapat menggambarkan suatu topik tertentu. Cara ini disebut juga
dengan istilah eksibisi atau pameran realia.
D.
Jenis-jenis
Media Display dan Realia
1.
Jenis-jenis Media Display
Pada umumnya banyak digunakan
papan tulis yang dibuat dari bahan kayu, misalnya, kayu jati yang dicat hitam
dan dapat ditulis dengan kapur tulis berwarna putih. Ada juga digunakan bahan
yang disebut slate (batu tulis),
tetapi harganya mahal dan sukar memperoleh sheetnya (lantainya). Sekalipun
jenis papan ini baik untuk pembuatan grafik, tetapi karena kesukaran tadi maka
kurang banyak dipergunakan. Bahan lainnya ialah menggunakan campuran semen yang
diisi dengan pigmen-pigmen hitam, percobaan dengan bahan ini ternyata kurang
memuaskan. Percobaan yang terakhir ialah penggunaan etched clear glass yang
diberi pigmen berwarna.
Warna papan tulis juga
bermacam-macam. Warna hitam ditulis dengan kapur putih, warni ini lebih
mengesankan mata dan harmonis dengan warna-warna lain yang biasa digunakan
untuk dekorasi. Warna kuning biasanya ditulis dengan kapur biru.
Ada beberapa jenis media display
dalam pembelajaran di antaranya dalah chart,
bulletin board, grafik dan poster.
Berikut adalah uraian dari keempat jenis media tersbut:
a.
Chart
Chart dapat
dikatakan presentasi berupa gambar grafis yang menginformasikan
hubungan-hubungan misalnya, kronologis, jumlah dan hierarki. Chart banyak terdapat dalam buku teks
sebgai table atau flowchart. Tetapi chart juga dapat digunakan untuk mengajar
siswa secra klasikal yakni dengan cara membuatnya menjadi besar dan biasanya
ditempelkan di dinding. Ada beberapa tipe atau macam chart, di antaranya
adalah:
1)
Chart Organisasi (Organization Chart)
Chart ini menunjukan hubungan atau rantai komando
dalam suatu organisasi seperti misalnya perusahaan, lembaga pemerintah, dan
sebagainya.

Gambar 1.1
Chart Organisasi
2)
Chart Garis Waktu (Time Line Chart)
Chart ini menggambarkan hubungan kronologis
antarbeberapa pristiwa. Seringkali dipergunakan untuk menunjukan kronologis
waktu suatu pristiwa bersejarah. Pada chart garis waktu kita dapat memberikan
gambar atau ilustrasi lainnnya untuk memperjelas pesan dan memperindah
penampilan. Chart ini sangat baik untuk meringkas suatu sekuensa waktu dari suatu
seri peristiwa.

Gambar 1.2
Chart Garis Waktu
3)
Chart Klasifikasi (Classification Chart)
Chart ini hampir sama dengan chart organisasi hanya
saja chart ini dipergunakan untuk klasifikasi atau kategorisasi objek, kejadian
atau spesies tertentu.

Gambar 1.3
Chart Klasifikasi
4)
Chart Aliran (Flowchart)
Chart ini menunjukan sebuah sekuensa, sebuah prosedur
atau sebuah proses. Flowchart sering
dibuat horizontal dan menunjukan bagaimana kegiatan atau prosedur yang berbeda
tampil dalam suatu kesauan.

Gambar 1.4
Chart Aliran
5)
Chart Tabulasi (Tabular Chart)
Chart ini
berisi informasi angka atau data. Chart
ini juga sering dipergunakan untuk informasi waktu misalnya tabel waktu dari
keberangkatan bis kota, pesawat, kereta dan sebagainya.

Gambar
1.5
Chart
Tabulasi
b.
Papan Buletin (Bulletin Board)
Bulletin
board adalah sebuah papan pengumuman yang berfungsi
memberi tahu orang banyak tentang event,
acara, pengumuman penting yang isi dan konteksnya jelas.
1)
Menempelkan Papan Buletin
Penempatan suatu papan buletin hendaknya
disesuaikan dengan fungsinya, terang tidaknya pemasangan, dan tingkat
penglihatan anak. Papan buletin dapat ditempatkan dalam ruangan kelas, di depan
kantor, di depan tiap bagian, di depan kelas, di dekat tangga, di jalan keluar masuk
ruangan. Jadi, sangat erat hubungannya dengan arsitek dan situasi, bangunan itu
sendiri.
2)
Konstruksi
Papan buletin yang menarik dan bermanfaat dapat terbuat
dari bahan-bahan, misalnya: cork,
linoleum, soft wood, composition board, dan dari course-texture cloth. Ada juga yang terbuat dari flanel monted atau flanel backed. Tetapi dapat juga dibuat dari bahan-bahan yang
sederhana yang mudah didapat di lingkungan sekolah itu.
3)
Cahaya
Papan buletin harus terlihat terang. Karena itu
perlu mendapat cahaya yang cukup baik dari sinar matahari atau lampu sorot.
4)
Luas Papan Buletin
Ukuran dan luas papan buletin pada dasarnya tidak
ada ketentuan yang khusus akan tetapi senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan
dan kemungkinan bahannya. Luasnya dapat berukuran pendek dapat juga dibuat
sepanjang dinding kelas. Bahkan ada kecenderungan pada sekolah modern untuk
mengurangi ruang papan tulis dan menambah ruang untuk papan buletin.
5)
Alat-Alat dan Perlengkapan
Untuk membuat papan buletin hendaknya disesuaikan
dengan alat dan perlengkapan yagn ada. Berhasilnya pembuatan papan buletin dan
pemasangan display tergantung pada alat-alat dan perlengkapan tadi, tentu saja
tiap jenis pemasangan display memerlukan alat secara khusus pula. Di
sekolah-sekolah yang besar biasanya terdapat alat-alat seperti : gunting,
pisau, mistar, kompas, pulpen, tinta, dan lain-lain.
6)
Improvisasi
Pada suatu waktu bilamana diperlukan, guru dapat
membuat papan buletin dengan bahan apa saja, tanpa terlalu banyak
memperhitungkan soal-soal administratif seperti syarat atau tuntutan-tuntutan
yang telah kita kemukakan di atas. Berbagai bahan dan barang-barang tertentu
atau pada tempat tertentu dapat saja dijadikan tempat sebagai papan buletin,
misalnya : pada dinding, di meja dan sebagainya. Yang penting dalam hal ini ialah
adanya inisiatif dari guru bekerjasama dengan siswa untuk membuat papan buletin
demi kepentingan pendidikan. Dengan kata lain, masalah kesempurnaan adalah
masalah kedua. Manfaatkanlah bahan-bahan yang ada sebaik-baiknya.

Gambar 1.6
Bulletin Board
Penggunaan papan buletin dan display di sekolah
baik dilakukan karena menggunakan nilai-nilai pendidikan.
1)
Papan buletin dipergunakan
sebagai tempat untuk mempertunjukkan hasil pekerjaan siswa, karya kertas,
merupakan ruang yang khusus untuk mempertunjukkan benda, gambar-gambar,
poster-poster dan sebagainya.
2)
Sebagai tempat untuk
memberitahukan pengumuman-pengumuman sekolah, tugas-tugas untuk siswa, dan
sebagainya.
3)
Menciptakan minat dan memperluas
minat anak.
4)
Mempersatukan semangat kelas
dengan menimbulkan rasa milik bersama, tanggung jawab bersama.
5)
Melengkapi pengalaman sosial,
karena para siswa bekerja dalam kelompok pada waktu merencanakan dan
melaksanakan display.
6)
Mengembangkan kecakapan artistik
dan daya menciptakan dikalangan anak-anak.
7)
Papan buletin dan display
mendorong siswa untuk bekerja, merangsang inisiatif dan melatih cara memecahkan
masalah.
c.
Grafik
Grafik merupakan gambar-gambar
yang menunjukkan data berupa angka-angka dalam bentuk visual simbolis yang
biasanya berasal dari tabel-tabel yang telah dibuat. Grafik ini menggambarkan
perbandingan suatu masalah dengan simbol angka/persen.[5]
Walaupun angka-angka yang
disajikan melalui grafik kurang teliti dibandingkan dengan tabel, namun grafik
dapat membantu penulis untuk mengambil kesimpulan yang cepat. Tujuan grafik
adalah memperlihatkan perbandingan, informasi kualitatif dengan cepat serta
sederhana. ada beberapa macam-macam grafik, yaitu sebgai berikut:
1)
Grafik Batang ( Bar Graphs )
Grafik ini termasuk mudah dibaca
dan daoat dipergunakan untuk anak usia sekolah dasar. Tinggi batang menujukan
jumlah angka yang diwakilinya. Lebar setiap batang harus sama agar tidak
menimbulkan kebingungan. Kita dapat membagi-bagi setiap batang ke dalam bagian-bagian
yang lebih kecil apabila kita ingin menunjukan komposisi dari setiap angka yang
diwakilinya. Batang-batang grafik dapat dipergunakan perbandingan antarbeberapa
hal dalam satu satuan waktu, atau satu hal dalam beberapa kurun waktu. Misalnya
kita ingin menunjukan perbandingan nilai rata-rata kelas dari kelas satu hinga
kelas enam untuk satu tahun. Maka kita gunakan enam batang (tiap batng mewakili
satu kelas) yang tingginya berlainan sesuai dengan jumlah nulai rata-rata kelas
pada setiap kelas.

Gambar 1.7
Grafik Batang
Grafik batang dapat digunkaan
pada siswa sekolah-sekolah dasar dan sekolah lanjutan tingkat pertama. Grafik
ini dapat digunakan sebagai gambaran kelompok secara vertical / horizontal,
grafik batang dapat pula digunakan untuk membandingkan item sama dengan waktu
yang berbeda / sebaliknya.[6]
2)
Grafik Garis ( Line Graphs )
Grafik
garis merupakan grafik yang paling tepat dan paling sering digunakan untuk
melukiskan kecenderungan/membandingkan dan menghubungkan dua data. Grafik ini
didasarkan pada dua skala pada sudut tegak lurus. Setiap titik memiliki nilai
pada vertikal, dan satu titik nilai pada horizontal. Garis ditarik untuk
menghubungkan titik-titik pada pertemuan nilai. Grafik ini menunjukkan dua atau
lebih kelompok data kuantitatif yang berubah-rubah dalam setiap waktu.

Gambar 1.8
Grafik Garis
Grafik
garis adalah grafik yang paling persisi ( tepat ) dalam mewakili angka dan
dapat mewakili data yang sangat kompleks. Grafik ini berada di dalam kawasan
garis vertikal dan horizontal yang mempunyai titik-titik yang berjarak sama
satu sama lainya. Setiap titik mempunyai nilai masing-masing dan garis atau
kurva di gambar untuk menghubungkan poin-poin tersebut.
3)
Grafik Lingkaran ( Pie Grafhs)
Dalam
grafik ini lingkaran dibagi menjadi beberapa bagian yang masing-masing bagian
tersebut mewakili bagian atau presentase dari suatu jumlah keseluruhan.[7]
misalnya, kita ingin menunjukan presentase pendapat siswa mengenai lokasi study tour. Seluruh lingkaran mewakili
100% siswa yang kemudian dibagi-bagi berdasarkan presentase siswa yang memilih
lokasi yang berbeda-beda. Kemudian guru dapat mengarsir atau memberi warna pada
daerah yang mewakili lokasi yang dipilih untuk stusy tour.

Gambar 1.9
Grafik Lingkaran
Grafik
lingkaran relatif mudah diinterpretasi. Lingkaran dibagi ke dalam segmen-segmen
yang masing-masing mewakili satu bagian persentase dari keseluruhan data.
Kegunaan grafik ini adalah untuk menggambarkan informasi mengenai porsi
(alokasi) penggunaan data yang tersedia. Jumlah presentase keseluruhan segmen
adalah 100 %.
4)
Grafik Gambar ( Pictorial Graphs )
Grafik gambar merupakan bentuk
alternatif dari grafik batang dimana serangkaian gambar sederhana digunakan
untuk melukiskan nilai. Grafik gambar lebih sulit dibaca dan dimengerti dari
pada grafik batang. Untuk mempermudah pemahaman dan menghindari kebingungan,
sebaiknya nilai setiap rangkaian gambar dicantumkan.[8]
Grafik ini menggunakan gambar
sederhana (lebih konkrit dari grafik lainnya) untuk mempresentasikan sejumlah angka.
Grafik ini tampak lebih menarik terutama bagi anak-anak atau orang dewasa yang
sangat awam dalam membaca grafik. Tetapi sebenarnya grafik ini agak lebih sukar
dibaca daripada grafik batang karena kadang-kadang kita harus membuat gambar
sebagian (setengah, seperemat, sepertiga dan lain-lain) dari benda konkrit
tersebut untuk menunjukan jumlah tertentu. Untuk mengurangi kebingungan dalam
membacanya kita harus menuliskan beberapa jumlah angka yang diwakili oleh satu
gambar, setengah gambar, seperemapat gambar dan sebagainya.

Gambar 1.10
Grafik Gambar
Dalam
memilih macam grafik mana yang akan kita pergunakan, kita harus
mempertimbangkan seberapa kompleks informs yang kita sajikandan bagaimana
keterampilan membaca grafik dari orang yang kita harapkan akan membaca grafik
kita.[9]
Misalnya kita ingin menyajikan data berupa jumlah rata-rata siswa per kelas
kepada orang tua siswa yang berlatar belakang pendidikan bukan serjana atau
hanya tamatan SMA ke bawah. maka kita dapat memilih grafik gambar, yaitu gambar
siswa laki-laki dan perempuan. pertimbangannya adalah bahwa:
(a)
Grafik gambar menyajiakan
visualyang secra sderhana dapat mewakili angka. Misalnya satu gambar siswa
mewakili satu siswa atau lima siswa.
(b)
Grafik gambar menyajikan gambar
lebih konkrit dibandingkan dengan grafik lainnya. Dalam hal ini siswa diwakili
gambar orang dan bukan diwakili oleh garis, gambar, batang atau lingakran.
Dengan demikian mudah dimengerti oleh orang tua siswa yang belum mengenal
grafik secara mendalam.
d.
Poster
poster bersifat persuasive, yaitu
bermaksud menarik perhatian dengan menyatukan gambar, warna, tulisan, dan
kata-kata, agar efektif, maka poster hendaknya berwarna dan dinamis. sebuah
poster harus dapat menarik perhatian dan berkomunikasi secara cepat dengan yang
melihatnya. Poster dapat digunakan secara efektif dalam berbagai situasi
belajar.[10]
media ini banyak dipergunakan untuk pesan-pesan khusus seperti peringatan
jangan merokok, anjuran menjaga kebersihan lingkungan dan sebagainya.

Gambar 1.11
Poster dilarang merokok
Poster dapat menarik perhatian
siswa dalam mempelajari suatu topik yang baru atau dalam suatu secra khusus
yang diselenggarakan sekolah. contoh kegunnan poter untuk menarik perhatian
siswa dalam mempelajari topik yang baru.
dalam suatru pelajaran tentang
biologu, guru menunjukan poster bergambar seekor macan yang menggigit leher
seekor kijang. Kemudian guru menceritakan ilustrasi sebagaimana seekor macan
menegndap-endap untuk kemudian menerkam seekor kijang. berikutnya guru
menunjukan poster seorang pemburu yang menggunakan kulit macan di topinya. Guru
menjelaskan bahwa macan ditembak pemburu dan bangkainya akan diurai oleh
bakteri yang ada ditanah. selanjutnya guru menjelaskan mengenai rantai makanan
dengan menunjukan sebuah poster rantai makanan. Jadi, penggunaan poster akan
menarik perhatian siswa dan memotivasi mereka untuk mengetahui cerita dalam
poster tersebut.
2.
Jenis-Jenis Media Realia
Realia pada dasarnya sama dengan
benda sebenarnya yang tidak mengalami perubahan sama sekali dan dapat digunakan
untuk keperluan pembelajaran. Akan tetapi kita perlu memodifikasi benda nyata
tersebut karena kesulitan kadang timbul dalam menghadirkan realia secara utuh
yang disebabkan oleh ukuran yang terlalu besar atau sulit ditemukan di
lingkuangan sekitar. Jens-jenis media realia dapat berupa benda sebgaai berikut:[11]
a.
Realia yang tersedia tanpa harus
dibuat (by Utilization)
1)
Mengajarkan buah-buahan dalam
pelajaran bahasa inggris.
2)
Mengajarkan cara menyebrang jalan
yang benar dengan memanfaatkan ruas jalan lingkungan sekolah.
3)
Pemanfaatan koperasi untuk
belajar ekonomi.
4)
Karya wisata dengan memanfaatkan
karya wisata.
b.
Media yang sengaja didesain untuk
media pembelajaran (By Design)
Contohnya
adalah alat peraga dalam pembelajaran matematika seperti segitiga, kubus, balok
dan lain-lain.
Sedangkan bentuk-brntuk realia adalah sebagai
berikut:
a.
Potongan benda (Cutaways)
Cara potongan (cutaways) adalah benda sebenarnya tidak
digunakan secara utuh atau menyeluruh, tetapi hanya diambil sebagian saja yang dianggap penting yang dapat mewakili
aslinya. Misalnya binatang langka diambil bagian kepalanya saja.

Gambar 1.12
Contoh potongan benda
b.
Benda contoh (Specimen)
Benda contoh (specimen) adalah
benda asli tanpa dikurangi sedikitpun yang dipakai sebagai contoh untuk
mewakili karakter dari sebuah benda dalam jenis kelompok tertentu. Misalnya
beberapa ekor ikan hias dari jenis tertentu, yang dimasukan ke dalam sebuah toples
berisi air untuk diamati di dalam kelas.

Gambar 1.13
Ikan hias sebagai benda contoh (Specimen)
c.
Pameran (Exhibid)
Pameran (exhibid) menampilkan benda-benda tertentu yang dirancang
seolah-olah berda dalam lingkungan atau situasi aslinya. Misalnya senjata-senjata
kuno yang masih asli ditata dan dipajang seolah-olah menggambarkan situasi
perang zaman dahulu.

Gambar 1.14
Senjata kuno sebagai contoh
pameran
E. Materi yang Cocok untuk Media
Pembelajaran Display dan Realia
Pada
media pembelajaran display dan realia, materi yang cocok untuk diterapkan
adalah materi yang ada pada mata pelajaran matematika dan IPA. Pada mata
pelajaran matematika media yang cocok digunakan adalah media display karena
dalam mata pelajaran matematika banyak terdapat materi yang menggunakan grafik,
untuk itu jenis media display grafik adalah sangat cocok untuk media
pembelajaran. Sedangkan dalam media realia dalam pembelajaaran matematika,
harus juga dipahami mengenai makna dari pembelajaran matematika tersebut.
Pembelajaran matematika merupakan upaya penataan lingkungan agar proses belajar
atau pembentukan pengetahuan dan pemahaman matematika oleh siswa berkembang
secara optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[12]
Pada media realia sangat cocok sekali digunakan
untuk mata pelajaran IPA karena dalam mata pelajaran IPA terdapat materi yang
menjelaskan tentang bagian-bagian dari hewan. Untuk materi ini bentuk realia
seperti potong benda dan benda contoh sangat cocok untuk dijadikan sebagai
media pembelajaran IPA.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Media
display adalah suatu alat yang digunakan untuk mempertunjukkan contoh-contoh
pekerjaan siswa, gambar-gambar, kartu poster-poster, dan objek-objek 3 dimensi
yang kecil atau material belajar lainnya. Sedangkan media realia adalah media
yang ditampilkan merupakan benda nyata.
2. Kelebihan
media pembelajaran display adalah
harganya murah, sifatnya mudah untuk dipindahkan, pembelajaran lebih menarik,
mudah dalam pembuatannya, dan mudah dimengerti oleh peserta didik. Kekurangan
media pembelajaran display adalah memerlukan suatu pemusatan pengertian pada
suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, media audio yang menampilkan simbol
digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak, media ini hanya akan
mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam
berpikir abstrak. Sedangkan kelebihan media
pembelajaran realia adalah dapat memperlihatkan sebagian
besar rangsangan yang relevan dari kerja, lebih mendekatkan peserta didik
dengan benda nyata, dapat memberikan kesempatan yang semaksimal mungkin pada
pesrta didik untuk melaksanakan tugas-tugas nyata, memudahkan pengukuran
penampilan siswa, dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengalami
dan melatih keterampilan manipulatif. Kekurangan media pembelajaran realia
adalah tidak selalu memberikan gambaran dari objek yang
sebenarnya, sulit untuk mengontrol hasil belajar, sering kali dapat menimbulkan
bahaya bagi siswa atau orang lain dalam lingkungan kerja, biayanya mahal, dan
sering kali sulit mendapatkan tenaga ahli untuk menangani latihan kerja.
3. Perencanaan
pembuatan media display dan realia yaitu : perencanaan kreatifitas, mulai
dengan kegunaan atau ide, memotivasi, memberi informasi atau mengajarkan
sesuatu, menggunakan tujuan, mempertimbangkan siswa, membuat outline, dan
bekerja dalam tim. Sedangkan Langkah-langkah membuat media display adalah
menentukan satu subjek, membuat suatu judul, mengumpulkan bahan-bahan,
merencanakan susunan, merencanakan pemberian huruf, melaksanakan dan menilai.
Sedangkan media realia dengan cara memotong bagian tertentu dari realia jika
berukuran terlalu besar, mengawetkan realia hidup jika benda tersebut berbahaya
atau lekas rusak jika digunakan dalam kelas, dan mengawetkan realia hidup jika
benda tersebut berbahaya atau lekas rusak jika digunakan dalam kelas.
4. Jenis-jenis
media display dan realia adalah ada beberapa jenis media display dalam pembelajaran
di antaranya dalah chart, bulletin board, grafik dan poster.
Sedangkan jenis-jenis media realia yaitu by utilization dan by design.
5. Materi
yang cocok untuk media pembelajaran display dan realia adalah materi pada mata
pelajaran IPA dan Matematika.
A.
SARAN -
SARAN
1. Hendaknya
kita mengerti maksud dari media display dan realia agar kita dapat membedakan
kedua media tersebut.
2. Hendaknya
kita mengetahui kelebihan dan kekurangan media display dan realia agar kita
dapat menggunakan kelebihannya dan mengantisipasi kekurangannya.
3. Hendaknya
sebulum kita membuat media display dan realia kita harus merencanakannya
terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan berarti.
4. Hendaknya
kita mengethaui jenis-jenis media display dan realia agar kita dapat menyesuiakannya
dengan pembelajaran tertentu.
Hendaknya kita harus
mengetahui materi yang cocok untuk penerapan media display dan realia, agar
materi yang disampaikan sesuai dengan media yang digunakan
[4]http://worldpress.com/09-04-215/langkah-langkah-membuat-media-pembelajaran-display.html
[7]Denny Setiawan, dkk.
Komputer dan Media Pembelajaran, ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2003 ), hlm.
2.7.
[8] Ibid, hlm. 2.6.
[9] Ibid, hlm. 2. 7.
[10] Ibid, hlm. 2.9.
[11]
https://zaifbio.wordpress.com/2015/04/12/media-realia.html
[12] Esti
Wuryastuti, Upaya Meningkatkan
Kemandirian Belajar Matematika Siswa SMP N 1 Minggir Melalui Penerapan Problem
Based Learning. Skripsi. (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.,
2008), hlm. 13.